humaniora

Humaniora
Humaniora adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam artian membuat mausia lebih berbudaya. Sebetulnya itulah tujuan setiap pengajaran dan pendidikan. Oleh karena pengajaran sebagai tugas khas sekolah merupakan salah satu bagian dari pendidikan, maka kita terlebih dahulu tahu apa itu pendidikan
Dalam bukunya S.J. Drost mengemukakan bahwa kata latin untuk mendidik adalah educare, yang berasal dari e-ducare yang berarti menarit keluar dari. Jadi educare dapat diartikan usaha pemuliaan atau pembentukan manusia. Upaya tersebut hanya akan berhasil jika orang mempunyai ide yang ingin diwujudkan. Ide dapat disebut citra manusia. Apa yang menentukan citra-citra pendidikan dan pembentukan manusia?
Sebuah sekolah baru menjadi lembaga pendidikan jika mempunyai pandangan hidup tertentu. Sekolah netral belaka mustahil mendidik karena tidak mempunyai ide yang akan diejawantahkan. Hasil sekolah yang semacam itu hanya robot-robot, bukan manusia. Maka persekolahan kita diberi dasar yang berlaku umum, yaitu ide manusia seperti yang dirumuskan dalam GBHN. Seandainya sekolah-sekolah itu berhasil mewujudkan ide manusia itu, maka sekolah kita sungguh-sungguh membuat manusia lebih manusiawi. Selain itu, sekolah swasta masih akan memberikan pendidikan menurut ide manusia sebagai konsekuensi dari pandangan hidup mereka. Usaha ini lebih memperkuat manusia lebih manusiawi.
Sekarang timbul pertanyaan apakah sistem yang dipakai pada sekolah sekarang ini merupakan alat yang mampu untuk mencapai tujuan di atas?. mungkin secara spontan kita akan menjawab bahwa tidak, namun, jawaban yang semacam itu tidak kita butuhkan tetapi bagaimana kita dapat memberikan solusi yang cantik dalam membantu penyelesaiannya.
Mengetahui bagian dari pembentukan tetapi bukanlah keseluruhan pembentukan, akan tetapi bagaimana kita mampu untuk bernalar, dan memutasi, keterbukaan kepada ilmu dan kesenian. Olehnya itu, pendidikan diharapakan mampu untuk mengarahkan anak didik untuk mampu mengetahui ilmu tanpa harus menghafal akan tetapi dengan kesadaran dan hasil nalar. Karena ilmu yang didapatkan dengan menghafal dan memaksakannya akan mudah untuk hilang dan kita menjadi seperti orang tak pernah berpendidikan atau terbentuk tanpa pengetahuan. Demikian juga pengetahuan yang ditimbungkan masuk ke dalam benak belum berarti pemiliknya seorang intelektual.
Ciri-ciri orang yang berintelek yang dikemukakan oleh Drost adalah :
1. orang yang terbuka pada seluruh kenyataan
2. mampu dan sanggup bergaul dengan golongan sosial manapun juga.
3. orang bebas tetapi hormat kepada rakyat jelata.
4. orang tidak merasa rendah diri karena telah menjadi pribadi yang dewasa
5. ia tidak fanatik
6. tidak mengejar pengukuhan dari orang lain
7. berani berpendirian tetapi tidak takut mengakui kesalahan jika keliru
8. seorang intelektual berhasil menyatu ragakan antara pendidikan dan kehidupannya.
Tujuan mata ajaran di SMU ialah membentuk manusia muda menjadi dewasa baik moral maupun intelektual. olehnya itu, mampu dan sanggup memasuki masyarakat atau menempuh salah satu disiplin ilmuh secara mandiri. Semua ajaran SMU bersifat propadeutis, artinya mendidik dan membentuk. Sekali lagi perlu diketahui bahwa kematangan itu bukan pengetahuan luas tentang mata-mata ajaran, ini berarti bahwa hasil pengajaran dan pendidikan humaniora adalah orang yang bernalar kritis dan mampu mengungkapkan diri demikian rupa hingga terjalin komunikasi yang bermutu.
Tujuan pengajaran sains adalah membentuk kematangan umum, menurut Gatra Saina bukan pengetahuan melainkan pengertian yang menimbulkan feeling, dan rasa selaras dengan dunia pendidikan kita. Selama para pelajar masih menganggap pelajaran sains sebagai segunung fakta yang dilafalkan, sehingga kelak dapat dipakai menjadi ahli teknik atau dokter, mereka akan menbenci sains sebagai suatu paksaan yang tidak dapat dielakkan. Cinta tidak akan mekar terhadap sains atau ilmu pengetahuan lainnya. Sehingga dalam diri siswa muncul pertanyaan ”siapa sih yang sesinting belajar sains ?”
Dapat dikatakan bahwa seorang saintis bergerak di dalam dunia rasional. Pendekatan tidak terletak pada pendekatan emosional, estesis atau etis, melainkan pada bidang metode ukuran dan hitungan yang bersifat rasional.

0 komentar:

Posting Komentar