tuhan tersenyum

hujan bergemuruh
mengusik mimpi
membelai syahdu
membangkitkan rindu
meledak meledak

tetes air langit membasahi bumi persada
menaburkan berkah dan kebahagiaan
mewujudkan asa yang terpendam

wahai,...! kau
sang bidadari
ambillah diriku
jadikanlah boneka
mainkanlah sesuka diri
biarkan jiwa dan ragaku melayang
gapai langit nan jauh
bertasbih dikeheningan
mendengarkan hati berbisik rindu
kaulah laskar

kemampuan yang terbatas memaksa untuk mengendapkan rasa
biarlah sang angin membawa untaian rindu
menjadikannya tumbal bagi sang waktu
biarlah dia menuntun ke jalan yang ditumbuhi kebahagiaan
dan melimpahkan segenap keberkahan

angin menyapa lembut
tebar keharuman
bisikkan salam rindu
sungguh,..!
hati siap tak kan riang
bila sang pujaan datang bersua

angin berbisik pada ranting
menyampaikan segala galau hati
ranting pun berderak seakan mengerti
apa daya ketika awan yang berkumpul meneteskan air
akhirnya sang waktu lagi yang harus menentukan jalan yang harus ditempuh

ranting telah aku temui
kusampaiakan arti kerinduan
namun, dia patah
waktu pun kutemui
kusampaiakan arti kerinduan
namun, dia enggan bergerak
hujan telah kudatangi
kusampaiakan makna kerinduan
namun, dia enggan menetes

tuhan,...! ini kerinduanku
sambutlah
dan tuhan pun tersenyum

bukan salah ranting yang patah
bukan salah waktu yang enggan bergerak
bukan salah hujan yang enggan menetes
salah, salah, salah, salah siapa?
raga pun tak mampu berucap melampaui potensi diri
dan tuhan pun tersenyum kembali

makassar 12 desember 2008

0 komentar:

Posting Komentar